Seorang ilmuwan yang penemuannya sehebat Gallileo, Newton dan Einstein yang berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Al Qur'an dan rancang struktur tubuh manusia adalah Dr. Ahmad Khan. Dia adalah lulusan Summa Cumlaude dari Duke University. Walaupun ia ilmuwan muda yang tengah menanjak, terlihat cintanya hanya untuk Allah dan untuk penelitian genetiknya.
Ruang kerjanya yang dihiasi kaligrafi, kertas-kertas penghargaan, tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci yang sering dibukanya, menunjukkan bahwa ia merupakan kombinasi dari ilmuwan dan pecinta kitab suci. Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah itemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat "Fussilat" ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada. Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat Jumaat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut: Yang artinya; Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran". Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa" yang memiliki makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda- tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia.
Menurut Ahmad Khan ayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah. kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana disindir oleh Allah: "Afala tafakaruun " (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?). Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia.
Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada kromosom manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Al Qur'an. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama "Bismillah ir Rahman ir Rahiim. "Iqra bismirrabbika ladzi Khalq", "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A'laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Dalam wawancara yang dikutip "Ummi" edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: "Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin. Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan. Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan "Semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan.
Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Mem-fasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial. Terbukanya tabir hati ahli Farmakologi Thailand Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai Thailand, baru- baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika. Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam. Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sebagai berkut : "Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. "Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisan global yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus sub cutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien. Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persefsi.
Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat ia menyiksa hambaNya yang kafir supaya hambaNya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah tersebut. Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaranNya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb. Rabbana makhalqta hada batila, Ya...Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia. Dari bahtera menuju Islam Seorang pakar kelautan menyatakan betapa terpesonanya ia kepada Al Qur'an yang telah memberikan jawaban dari pencariannya selama ini. Prof. Jackues Yves Costeau seorang oceanografer, yang sering muncul di televisi pada acara Discovey, ketika sedang menyelam menemukan beberapa mata air tawar di tengah kedalaman lautan. Mata air tersebut berbeda adar kimia, warna dan rasanya serta tidak bercampur dengan air laut yang lainnya. Bertahun-tahun ia berusaha mengadakan penelitian dan mencari jawaban misteri tersebut. Sampai suatu hari bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia menjelaskan tentang ayat Al Qur'an Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat Al-Furqon ayat 53. Awalnya ayat itu ditafsirkan muara sungai tetapi pada muara sungai ternyata tidak ditemukan mutiara. Terpesonalah Mr. Costeau sampai ia masuk Islam.
Kutipan ayat tersebut antara lain sebagai berikut: "Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit, dan Dia jadikan antar-keduanya dinding dan batas yang menghalang" (QS Al-Furqon: 53). Berdasarkan contoh kasus di atas, dapat memberikan gambaran pada kita bahwa ayat suci Alquran mampu menjelaskan fenomena Cromosome, Anatomi, Oceanografi, Keperawatan dan antariksa (baca "Jurnal Keperawatan Unpad" edisi 4, hal 64-70). Sebenarnya masih banyak ayat- ayat Al Qur'an yang menerangkan fenomena evolution and genetic seperti QS As-Sajdah 4, QS al-A'raf 53, QS Yusuf 3, QS Hud 7, tetapi karena keterbatasan ruangan pada kolom ini, serta dengan segala keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka kepada Allah jualah hendaknya kita berharap dan hanya Allah-lah yang Mahaluas dan Mahatinggi ilmunya. Wallahu a'lam.***
Sumber: Halaqahnet
Rabu, 10 Desember 2008
Senin, 20 Oktober 2008
Hidup Bersama Dalam Susah
Ada sepasang suami-istri yang berjualan nasi kuning di sebuah kompleks perumahan di Jati Bening. Umur mereka sudah tidak muda lagi. Sang suami mungkin sudah berumur lebih dari 70, sedangkan istrinya sekitar 60-an. Di sekitar mereka ada beberapa gerobak lain yang juga menjual makanan untuk sarapan pagi. Tapi dari semuanya, hanya gerobak mereka yang paling sepi.
Setiap pagi, dalam perjalanan menuju ke kantor, saya selalu melewati gerobak mereka yang selalu sepi. Gerobak itu tidak ada yang istimewa. Cukup sederhana. Jualannya pun standar.
Setiap pagi pula, sepasang suami-istri itu duduk menjaga gerobak mereka dalam posisi yang selalu sama. Sang suami duduk di luar gerobak, sementara istrinya di sampingnya. Kalau ada pembeli, sang suami dengan susah payah berdiri dari kursi (kadang dipapah istrinya) dan dengan ramah menyapa pembeli. Jika sang pembeli ingin makan di tempat, sang suami merapikan tempat duduk, sementara istrinya menyiapkan nasi kuning dan menyodorkan piring itu pada suaminya untuk diberikan pada sang pelanggan. Kalau sang pembeli ingin nasi kuning itu dibungkus, sang istri menyiapkan nasi kuning di kertas pembungkus, dan menyerahkan nasi bungkusan itu pada suaminya untuk diserahkan pada sang pelanggan.
Saat sedang sepi pelanggan, pasangan suami-istri itu duduk diam. Sesekali jika istrinya agak terkantuk-kantuk, suaminya mengurut punggung istrinya. Atau jika suaminya berkeringat, sang istri dengan sigap mengambil sapu tangan dan mengelap keringat suaminya.
Kalau mau jujur, nasi kuning mereka tidak terlalu spesial. Sangat standar. Tapi, kalau saya mencari sarapan pagi, saya selalu membeli nasi kuning di tempat mereka. Bukan spesial-tidaknya. Tapi lebih karena cinta mereka yang membuat saya tergerak untuk selalu mampir.
Dalam kesederhanaan, kala susah dan sedih karena tidak ada pelanggan, mereka tetap bersama. Sang suami tidak pernah memarahi istrinya yang tidak becus masak. Sang istri pun tidak pernah marah karena gerakan suaminya yang begitu lamban dalam melayani pelanggan. Dia bahkan memberi kesempatan suaminya untuk melayani pelanggan.
Mereka selalu bersama, dan saling mendukung, bahkan di saat susah sekali pun.
Hingga hari ini, sudah 10 tahun saya lewati tempat itu, mereka masih tetap di tempat yang sama, menjual nasi kuning, dan selalu bersikap sama. Penuh kesederhanaan. Penuh kasih sayang. Dan saling menguatkan di saat susah.
Jika Anda berkunjung ke Bekasi, Anda bisa mampir ke jalan raya komplek Jati Bening Indah. Tidak susah mencari gerobak mereka yang sederhana. Carilah gerobak yang paling sepi pelanggan. Mereka berjualan sejak pukul 07.00 hingga siang hari (mungkin sekitar 11.00, karena saya pernah ke kantor jam 11.00, mereka sudah tidak ada). Jujur, nasi kuning mereka sangat standar & tidak selengkap gerobak nasi kuning lain di sekeliling mereka. Namun, cinta kasih mereka membuat makanan yang sederhana itu terasa begitu nikmat. Cinta kasih yang begitu tulus, sederhana, apa adanya. Bahkan dalam kesusahan sekalipun, mereka tetap saling menguatkan.
Sebuah kisah cinta yang luar biasa. Mungkinkah kita bisa seperti mereka?
Semoga Tuhan melimpahkan rahmat buat kita semua. Amien...
Sumber: dari millis pernikahan tetangga......
"
Setiap pagi, dalam perjalanan menuju ke kantor, saya selalu melewati gerobak mereka yang selalu sepi. Gerobak itu tidak ada yang istimewa. Cukup sederhana. Jualannya pun standar.
Setiap pagi pula, sepasang suami-istri itu duduk menjaga gerobak mereka dalam posisi yang selalu sama. Sang suami duduk di luar gerobak, sementara istrinya di sampingnya. Kalau ada pembeli, sang suami dengan susah payah berdiri dari kursi (kadang dipapah istrinya) dan dengan ramah menyapa pembeli. Jika sang pembeli ingin makan di tempat, sang suami merapikan tempat duduk, sementara istrinya menyiapkan nasi kuning dan menyodorkan piring itu pada suaminya untuk diberikan pada sang pelanggan. Kalau sang pembeli ingin nasi kuning itu dibungkus, sang istri menyiapkan nasi kuning di kertas pembungkus, dan menyerahkan nasi bungkusan itu pada suaminya untuk diserahkan pada sang pelanggan.
Saat sedang sepi pelanggan, pasangan suami-istri itu duduk diam. Sesekali jika istrinya agak terkantuk-kantuk, suaminya mengurut punggung istrinya. Atau jika suaminya berkeringat, sang istri dengan sigap mengambil sapu tangan dan mengelap keringat suaminya.
Kalau mau jujur, nasi kuning mereka tidak terlalu spesial. Sangat standar. Tapi, kalau saya mencari sarapan pagi, saya selalu membeli nasi kuning di tempat mereka. Bukan spesial-tidaknya. Tapi lebih karena cinta mereka yang membuat saya tergerak untuk selalu mampir.
Dalam kesederhanaan, kala susah dan sedih karena tidak ada pelanggan, mereka tetap bersama. Sang suami tidak pernah memarahi istrinya yang tidak becus masak. Sang istri pun tidak pernah marah karena gerakan suaminya yang begitu lamban dalam melayani pelanggan. Dia bahkan memberi kesempatan suaminya untuk melayani pelanggan.
Mereka selalu bersama, dan saling mendukung, bahkan di saat susah sekali pun.
Hingga hari ini, sudah 10 tahun saya lewati tempat itu, mereka masih tetap di tempat yang sama, menjual nasi kuning, dan selalu bersikap sama. Penuh kesederhanaan. Penuh kasih sayang. Dan saling menguatkan di saat susah.
Jika Anda berkunjung ke Bekasi, Anda bisa mampir ke jalan raya komplek Jati Bening Indah. Tidak susah mencari gerobak mereka yang sederhana. Carilah gerobak yang paling sepi pelanggan. Mereka berjualan sejak pukul 07.00 hingga siang hari (mungkin sekitar 11.00, karena saya pernah ke kantor jam 11.00, mereka sudah tidak ada). Jujur, nasi kuning mereka sangat standar & tidak selengkap gerobak nasi kuning lain di sekeliling mereka. Namun, cinta kasih mereka membuat makanan yang sederhana itu terasa begitu nikmat. Cinta kasih yang begitu tulus, sederhana, apa adanya. Bahkan dalam kesusahan sekalipun, mereka tetap saling menguatkan.
Sebuah kisah cinta yang luar biasa. Mungkinkah kita bisa seperti mereka?
Semoga Tuhan melimpahkan rahmat buat kita semua. Amien...
Sumber: dari millis pernikahan tetangga......
"
Tetap Cinta (Semoga bisa Menjadi Seperti Ini, Subhanallah)
Pagi ini, saya berkesempatan naik bemo ke kantor. Untung begitu sampai mulut gang, ada bemo jurusan Joyoboyo yang sedang berhenti. Alhamdulilah juga masih longgar. Saya memilih duduk dekat pintu di bangku 4. Leluasa saya duduk dengan 1 penumpang yang sudah ada dipojok. Dibangku 7 sudah ada 5 penumpang. Sementara dikursi kecil samping saya, ada 1 penumpang. Kami semua terdiam, sibuk dengan berbagai rencana yang harus dikerjakan pagi ini. Kecuali sepasang dewasa di pojok belakang bangku 7.
Saya taksir umurnya diatas 50an tahun. Keduanya sedang bercakap-cakap. Sesekali tawa kecil menghiasi keduanya. Badan agak dicondongkan dan tangan keduanya saling berpegangan. Sesekali tangan kanan yang Sang Pria merapikan rambut Sang Wanita, yang diterpa angin dibelakangnya. Subhanallah. .. indahnya. Sepanjang perjalanan mereka asyik berdua. Seakan bemo ini milik berdua, yang lainnya bangku dan mesin hihihi.
Tidak berapa lama kemudian Sang Pria memencet bel di langit-langit bemo. Bemo minggir ke kiri perlahan. Keduanya bangkit. Sambil berjalan merunduk, Sang Pria berjalan didepan. Tangan kirinya memegang erat tangan kanan Sang Wanita. Meletakkan keduanya di panggul belakang. Tangan yang sedari tadi tak terlepas walau sedetik. Sang wanita berada dibelakangnya. Di tangan kirinya tergantung tas kecil warna beige, sementara jarinya memegang erat lengan Sang Pria.
Ketika sampai dipintu. Sang Pria turun dengan perlahan. Tangan kanannya bertumpu erat pegangan besi di depan pintu. Sang wanita berucap "Hati-hati, sayang.". Begitu kaki Sang Pria menginjakkan tanah. Badannya memutar 90 derajat. Tangan kanan diletakkan di pinggir atas pintu bemo. Telapak tangannya agak menelangkup. "Hati-hati, cinta." Sang Pria berucap sembari
tersenyum. Ketika kepala Sang Wanita berada di bawah tangan Sang Pria. Tangan itu berpindah tempat ke kepala Sang Wanita. "Terima kasih, sayang." terdengar suara Sang wanita ketika kakinya lepas dari tangga bemo. Dengan tetap sambil berpegangan tangan. Sang Pria mengangsurkan uang ke jendela pintu depan bemo.
Saya menahan nafas beberapa detik. Berusaha keras menahan air mata agar tak luruh. Mata ini terpaku pada keduanya. Hingga keduanya berjalan masuk ke gang kecil. Keduanya masih tetap bergandengan tangan sambil bercakap-cakap. Ketika bemo melaju. Reflek badan saya memutar ke kanan. Seakan mata ini tak rela melepaskan pemandangan indah itu begitu saja. Ketiika saya kembali ke posisi semula. Dua orang ibu setengah baya di depan saya sedang menyusut air mata dengan tisyu. Sementara seorang Bapak disampingnya, menatap kosong pintu disamping saya dengan mata merah berkaca-kaca. Sedang saya? Entahlah.
Berbagai perasaan berbuncah tak beraturan di dada ini. Subhanallah. Seandainya nanti, saya diberi kesempatan untuk menikah. Ya Allah... ingin rasanya seperti mereka. Tetap mesra hingga tua.
sumber: dari sebuah milis pernikahan
Saya taksir umurnya diatas 50an tahun. Keduanya sedang bercakap-cakap. Sesekali tawa kecil menghiasi keduanya. Badan agak dicondongkan dan tangan keduanya saling berpegangan. Sesekali tangan kanan yang Sang Pria merapikan rambut Sang Wanita, yang diterpa angin dibelakangnya. Subhanallah. .. indahnya. Sepanjang perjalanan mereka asyik berdua. Seakan bemo ini milik berdua, yang lainnya bangku dan mesin hihihi.
Tidak berapa lama kemudian Sang Pria memencet bel di langit-langit bemo. Bemo minggir ke kiri perlahan. Keduanya bangkit. Sambil berjalan merunduk, Sang Pria berjalan didepan. Tangan kirinya memegang erat tangan kanan Sang Wanita. Meletakkan keduanya di panggul belakang. Tangan yang sedari tadi tak terlepas walau sedetik. Sang wanita berada dibelakangnya. Di tangan kirinya tergantung tas kecil warna beige, sementara jarinya memegang erat lengan Sang Pria.
Ketika sampai dipintu. Sang Pria turun dengan perlahan. Tangan kanannya bertumpu erat pegangan besi di depan pintu. Sang wanita berucap "Hati-hati, sayang.". Begitu kaki Sang Pria menginjakkan tanah. Badannya memutar 90 derajat. Tangan kanan diletakkan di pinggir atas pintu bemo. Telapak tangannya agak menelangkup. "Hati-hati, cinta." Sang Pria berucap sembari
tersenyum. Ketika kepala Sang Wanita berada di bawah tangan Sang Pria. Tangan itu berpindah tempat ke kepala Sang Wanita. "Terima kasih, sayang." terdengar suara Sang wanita ketika kakinya lepas dari tangga bemo. Dengan tetap sambil berpegangan tangan. Sang Pria mengangsurkan uang ke jendela pintu depan bemo.
Saya menahan nafas beberapa detik. Berusaha keras menahan air mata agar tak luruh. Mata ini terpaku pada keduanya. Hingga keduanya berjalan masuk ke gang kecil. Keduanya masih tetap bergandengan tangan sambil bercakap-cakap. Ketika bemo melaju. Reflek badan saya memutar ke kanan. Seakan mata ini tak rela melepaskan pemandangan indah itu begitu saja. Ketiika saya kembali ke posisi semula. Dua orang ibu setengah baya di depan saya sedang menyusut air mata dengan tisyu. Sementara seorang Bapak disampingnya, menatap kosong pintu disamping saya dengan mata merah berkaca-kaca. Sedang saya? Entahlah.
Berbagai perasaan berbuncah tak beraturan di dada ini. Subhanallah. Seandainya nanti, saya diberi kesempatan untuk menikah. Ya Allah... ingin rasanya seperti mereka. Tetap mesra hingga tua.
sumber: dari sebuah milis pernikahan
Usia Pernikahan Mempengaruhi Kemesraan!!! (Buat Santai nih, jangan ditiru yang jelek)
Sebelum Bobo:
6 weeks: selamat bobo sayang, mimpi indah ya, mmmuach.
6 months: tolong matiin lampunya, silau nih.
6 years : Kesana-an doong... kamu tidur dempet2an kayak mikrolet gini sih?!
Pake Toilet:
6 weeks : ngga apa2, kamu duluan deh, aku ngga buru2 koq.
6 months: masih lama ngga nih?
6 years : brug! brug! brug! (suara pintu digedor), kalo mau tapa di gunung kawi sono!
Ngajarin Nyetir:
6 weeks : hati2 say, injek kopling dulu baru masukin perseneling ya
6 months: pelan2 dong lepas koplingnya.
6 years : pantesan sering ke bengkel, masukin persenelingnya aja kayak gini!
Balesin SMS:
6 weeks: iya sayang, bentar lagi nyampe rumah koq, aku beli martabak kesukaanmu dulu ya
6 months: mct bgt di jln nih
6 years : ok.
Dating process:
6 weeks : I love U, I love U, I love U.
6 months : Of course I love U.
6 years : Ya iyalah!! kalau aku tdk cinta kamu, ngapain nikah sama kamu??
Back from Work:
6 weeks : Honey, aku pulang...
6 months : I'm BACK!!
6 years : Si mbok masak apa hari ini??
Hadiah (ulang tahun):
6 weeks : Sayangku, kuharap kau menyukai cincin yang kubeli
6 months : Aku membeli lukisan, nampaknya cocok dengan suasana ruang tengah
6 years : Nih duitnya, loe beli sendiri deh yang loe mau
Telepon:
6 weeks : Baby, ada yang pengen bicara ama kamu di telpon
6 months : Eh...ini buat kamu nih...
6 years : WOOIII TELPON BUNYI TUUUHHH....ANGKAT DUOOONG!!!
Masakan:
6 weeks : Wah, tak kusangka rasa makanan ini begitu lezaattt...! !!
6 months : Kita makan apa malam ini??
6 years : HAH? MAKANAN INI LAGI?
Apology:
6 weeks : Udah gak apa-apa sayang, nanti kita beli lagi ya
6 months : Hati2! Nanti jatuh tuh.
6 years : KAMU GAK NGERTI2 YA DAH BERIBU2 KALI AKU BILANGIN
Baju baru:
6 weeks : Duhai kasihku, kamu seperti bidadari dengan pakaian itu
6 months : Lho, kamu beli baju baru lagi?
6 years : BELI BAJU ITU HABIS BERAPA??
Planning for Vacations:
6 weeks : Gimana kalau kita jalan2 ke Amerika atau ketempat yg kamu mau honey?
6 months : Ke Surabaya naik bis aja ya gak usah pakai pesawat...
6 years : JALAN2? DIRUMAH AJA KENAPA SEH? NGABISIN UANG AJA!
TV:
6 weeks : Baby, apa yg pengen kita tonton malam ini ?
6 months : Sebentar ya, filmnya bagus banget nih.
6 years : JANGAN DIGANTI2 DONG CHANNELNYA AH! GAK BISA LIAT ORANG SENENG DIKIT APA ?!
Don't Try It's at our Home...!!!!!!!!!!!!
Last......
Sumber: millis pernikahan tetangga
6 weeks: selamat bobo sayang, mimpi indah ya, mmmuach.
6 months: tolong matiin lampunya, silau nih.
6 years : Kesana-an doong... kamu tidur dempet2an kayak mikrolet gini sih?!
Pake Toilet:
6 weeks : ngga apa2, kamu duluan deh, aku ngga buru2 koq.
6 months: masih lama ngga nih?
6 years : brug! brug! brug! (suara pintu digedor), kalo mau tapa di gunung kawi sono!
Ngajarin Nyetir:
6 weeks : hati2 say, injek kopling dulu baru masukin perseneling ya
6 months: pelan2 dong lepas koplingnya.
6 years : pantesan sering ke bengkel, masukin persenelingnya aja kayak gini!
Balesin SMS:
6 weeks: iya sayang, bentar lagi nyampe rumah koq, aku beli martabak kesukaanmu dulu ya
6 months: mct bgt di jln nih
6 years : ok.
Dating process:
6 weeks : I love U, I love U, I love U.
6 months : Of course I love U.
6 years : Ya iyalah!! kalau aku tdk cinta kamu, ngapain nikah sama kamu??
Back from Work:
6 weeks : Honey, aku pulang...
6 months : I'm BACK!!
6 years : Si mbok masak apa hari ini??
Hadiah (ulang tahun):
6 weeks : Sayangku, kuharap kau menyukai cincin yang kubeli
6 months : Aku membeli lukisan, nampaknya cocok dengan suasana ruang tengah
6 years : Nih duitnya, loe beli sendiri deh yang loe mau
Telepon:
6 weeks : Baby, ada yang pengen bicara ama kamu di telpon
6 months : Eh...ini buat kamu nih...
6 years : WOOIII TELPON BUNYI TUUUHHH....ANGKAT DUOOONG!!!
Masakan:
6 weeks : Wah, tak kusangka rasa makanan ini begitu lezaattt...! !!
6 months : Kita makan apa malam ini??
6 years : HAH? MAKANAN INI LAGI?
Apology:
6 weeks : Udah gak apa-apa sayang, nanti kita beli lagi ya
6 months : Hati2! Nanti jatuh tuh.
6 years : KAMU GAK NGERTI2 YA DAH BERIBU2 KALI AKU BILANGIN
Baju baru:
6 weeks : Duhai kasihku, kamu seperti bidadari dengan pakaian itu
6 months : Lho, kamu beli baju baru lagi?
6 years : BELI BAJU ITU HABIS BERAPA??
Planning for Vacations:
6 weeks : Gimana kalau kita jalan2 ke Amerika atau ketempat yg kamu mau honey?
6 months : Ke Surabaya naik bis aja ya gak usah pakai pesawat...
6 years : JALAN2? DIRUMAH AJA KENAPA SEH? NGABISIN UANG AJA!
TV:
6 weeks : Baby, apa yg pengen kita tonton malam ini ?
6 months : Sebentar ya, filmnya bagus banget nih.
6 years : JANGAN DIGANTI2 DONG CHANNELNYA AH! GAK BISA LIAT ORANG SENENG DIKIT APA ?!
Don't Try It's at our Home...!!!!!!!!!!!!
Last......
Sumber: millis pernikahan tetangga
Minggu, 24 Agustus 2008
Ngapain Sih Repot-Repot Shalat Subuh Pagi Buta? di Masjid Pula?
"Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan isya') adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat subuh dan isya', maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak. " (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)
Apabila Rasulullah meragukan keimanan seseorang, maka beliau akan menelitinya pada saat shalat subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang ttersebut shalat subuh, maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati.
Ubay bin Ka'ab RA berkata, "Suatu ketika, saat Rasulullah SAW shalat shubuh, beliau bertanya, "Apakah kalian menyaksikan bahwa si Fulan shalat?' Mereka (para sahabat) menjawab, 'Tidak.' Beliau berkata lagi, 'Si Fulan?' Mereka menjawab, 'Tidak.' Maka, beliaupun bersabda: "Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan isya') adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat subuh dan isya', maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak. "" (HR. Ahmad dan An-Nasa'i).
Mencoba membayangkan, Ketika ada seorang laki-laki yang tidak mampu berjalan, tidak ada orang yang membantunya bergerak. Dalam kondisi yang sedemikian rupa, ia bersikeras untuk mendatangi masjid. Ia merangkak dan merayap di atas tanah untuk mendapatkan kebaikan yang terkandung dalam shalat subuh berjamaah.
sekiranya kita mengetahui betapa besar nilai shalat ini, kemudian kita saksikan ada orang yang meninggalkan shalat subuh dan isya' berjamaah di masjid, maka kita akan mengetahui betapa besar musibah yang telah menimpanya.
Kata-kata ini tentu saja bukan untuk menuduh orang-orang yang tidak menegakkan shalat subuh dan isya' berjamaah di masjid pada masa sekarang ini dengan sebutan munafik. Allah Maha Tahu akan kondisi setiap muslim. tetapi, hal ini diungkapkan agar kita mau mengoreksi diri, orang-orang yang kita cintai, anak-anak, serta sahabat-sahabat kita.
Ujian shalat subuh sebenarnya merupakan berfungsi untuk membedakan orang munafik dan beriman, orang yang pendusta dan orang yang jujur. Jadi, bukan sekedar mengerjakan shalat sebelum terbit matahari. Mereka yang sukses di ujian ini adalah mereka yang shalat subuh berjamaah di masjid, bagi laki-laki. sedangkan bagi perempuan , walaupun shalat di masjid diperbolehkan, tetapi shalat di rumah adalah jauh lebih baik dan lebih banyak pahalanya. Ini dijelaskan dalam hadits Ummu Hamid As-Saidiyyah RA. Ummu Hamid mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya sngat menyukai shalat bersama Anda." Rasulullah SAW pun bersabda:
"Engkau telah mengetahui, shalatmu di bilikmu lebih baik dari pada shalatmu di kamarmu. Shalatmu di kamarmu lebih baik dari pada shalatmu (di ruang yang lebih luas) di rumahmu. Shalatmu (di ruang yang lebih luas) di rumahmu itu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu. Shalatmu di masjid kaummu lebih baik daripada shalatmu di masjid raya. dan besarnya pahala shalat seorang wanita di rumahnya merupakan rahmat Allah baginya dan bagi masyarakat". (HR. Ahmad -dengan sanad Hasan- dan Ath-Thabarani).
Kalau seseorang meninggalkan shalat ini dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut adalah bukti nyata dari sifat kemunafikan. barang siapa yang ada pada dirinya sifat ini, hendaklah dia segera bermuhasabah (intropeksi diri)......
Masih ada waktu......... untuk memulai kebaikan......... mulai dari SEKARANG.......
Terakhir,, ingat kata-kata seorang penguasa Yahudi,
"Pernah, salah seorang penguasa Yahudi, menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang islam kecuali pada satu hal. Ialah bila jumlah jamaah shalat Subuh menyamai jumlah jamaah shalat Jum'at."
Inspired by Kaifa Nuhaafidzu Alas Shalaatil Fajri, by Dr. Raghib As-Sirjani.......
"
Apabila Rasulullah meragukan keimanan seseorang, maka beliau akan menelitinya pada saat shalat subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang ttersebut shalat subuh, maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati.
Ubay bin Ka'ab RA berkata, "Suatu ketika, saat Rasulullah SAW shalat shubuh, beliau bertanya, "Apakah kalian menyaksikan bahwa si Fulan shalat?' Mereka (para sahabat) menjawab, 'Tidak.' Beliau berkata lagi, 'Si Fulan?' Mereka menjawab, 'Tidak.' Maka, beliaupun bersabda: "Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan isya') adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat subuh dan isya', maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak. "" (HR. Ahmad dan An-Nasa'i).
Mencoba membayangkan, Ketika ada seorang laki-laki yang tidak mampu berjalan, tidak ada orang yang membantunya bergerak. Dalam kondisi yang sedemikian rupa, ia bersikeras untuk mendatangi masjid. Ia merangkak dan merayap di atas tanah untuk mendapatkan kebaikan yang terkandung dalam shalat subuh berjamaah.
sekiranya kita mengetahui betapa besar nilai shalat ini, kemudian kita saksikan ada orang yang meninggalkan shalat subuh dan isya' berjamaah di masjid, maka kita akan mengetahui betapa besar musibah yang telah menimpanya.
Kata-kata ini tentu saja bukan untuk menuduh orang-orang yang tidak menegakkan shalat subuh dan isya' berjamaah di masjid pada masa sekarang ini dengan sebutan munafik. Allah Maha Tahu akan kondisi setiap muslim. tetapi, hal ini diungkapkan agar kita mau mengoreksi diri, orang-orang yang kita cintai, anak-anak, serta sahabat-sahabat kita.
Ujian shalat subuh sebenarnya merupakan berfungsi untuk membedakan orang munafik dan beriman, orang yang pendusta dan orang yang jujur. Jadi, bukan sekedar mengerjakan shalat sebelum terbit matahari. Mereka yang sukses di ujian ini adalah mereka yang shalat subuh berjamaah di masjid, bagi laki-laki. sedangkan bagi perempuan , walaupun shalat di masjid diperbolehkan, tetapi shalat di rumah adalah jauh lebih baik dan lebih banyak pahalanya. Ini dijelaskan dalam hadits Ummu Hamid As-Saidiyyah RA. Ummu Hamid mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya sngat menyukai shalat bersama Anda." Rasulullah SAW pun bersabda:
"Engkau telah mengetahui, shalatmu di bilikmu lebih baik dari pada shalatmu di kamarmu. Shalatmu di kamarmu lebih baik dari pada shalatmu (di ruang yang lebih luas) di rumahmu. Shalatmu (di ruang yang lebih luas) di rumahmu itu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu. Shalatmu di masjid kaummu lebih baik daripada shalatmu di masjid raya. dan besarnya pahala shalat seorang wanita di rumahnya merupakan rahmat Allah baginya dan bagi masyarakat". (HR. Ahmad -dengan sanad Hasan- dan Ath-Thabarani).
Kalau seseorang meninggalkan shalat ini dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut adalah bukti nyata dari sifat kemunafikan. barang siapa yang ada pada dirinya sifat ini, hendaklah dia segera bermuhasabah (intropeksi diri)......
Masih ada waktu......... untuk memulai kebaikan......... mulai dari SEKARANG.......
Terakhir,, ingat kata-kata seorang penguasa Yahudi,
"Pernah, salah seorang penguasa Yahudi, menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang islam kecuali pada satu hal. Ialah bila jumlah jamaah shalat Subuh menyamai jumlah jamaah shalat Jum'at."
Inspired by Kaifa Nuhaafidzu Alas Shalaatil Fajri, by Dr. Raghib As-Sirjani.......
"
Langganan:
Postingan (Atom)