"Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan isya') adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat subuh dan isya', maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak. " (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)
Apabila Rasulullah meragukan keimanan seseorang, maka beliau akan menelitinya pada saat shalat subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang ttersebut shalat subuh, maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati.
Ubay bin Ka'ab RA berkata, "Suatu ketika, saat Rasulullah SAW shalat shubuh, beliau bertanya, "Apakah kalian menyaksikan bahwa si Fulan shalat?' Mereka (para sahabat) menjawab, 'Tidak.' Beliau berkata lagi, 'Si Fulan?' Mereka menjawab, 'Tidak.' Maka, beliaupun bersabda: "Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan isya') adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat subuh dan isya', maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak. "" (HR. Ahmad dan An-Nasa'i).
Mencoba membayangkan, Ketika ada seorang laki-laki yang tidak mampu berjalan, tidak ada orang yang membantunya bergerak. Dalam kondisi yang sedemikian rupa, ia bersikeras untuk mendatangi masjid. Ia merangkak dan merayap di atas tanah untuk mendapatkan kebaikan yang terkandung dalam shalat subuh berjamaah.
sekiranya kita mengetahui betapa besar nilai shalat ini, kemudian kita saksikan ada orang yang meninggalkan shalat subuh dan isya' berjamaah di masjid, maka kita akan mengetahui betapa besar musibah yang telah menimpanya.
Kata-kata ini tentu saja bukan untuk menuduh orang-orang yang tidak menegakkan shalat subuh dan isya' berjamaah di masjid pada masa sekarang ini dengan sebutan munafik. Allah Maha Tahu akan kondisi setiap muslim. tetapi, hal ini diungkapkan agar kita mau mengoreksi diri, orang-orang yang kita cintai, anak-anak, serta sahabat-sahabat kita.
Ujian shalat subuh sebenarnya merupakan berfungsi untuk membedakan orang munafik dan beriman, orang yang pendusta dan orang yang jujur. Jadi, bukan sekedar mengerjakan shalat sebelum terbit matahari. Mereka yang sukses di ujian ini adalah mereka yang shalat subuh berjamaah di masjid, bagi laki-laki. sedangkan bagi perempuan , walaupun shalat di masjid diperbolehkan, tetapi shalat di rumah adalah jauh lebih baik dan lebih banyak pahalanya. Ini dijelaskan dalam hadits Ummu Hamid As-Saidiyyah RA. Ummu Hamid mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya sngat menyukai shalat bersama Anda." Rasulullah SAW pun bersabda:
"Engkau telah mengetahui, shalatmu di bilikmu lebih baik dari pada shalatmu di kamarmu. Shalatmu di kamarmu lebih baik dari pada shalatmu (di ruang yang lebih luas) di rumahmu. Shalatmu (di ruang yang lebih luas) di rumahmu itu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu. Shalatmu di masjid kaummu lebih baik daripada shalatmu di masjid raya. dan besarnya pahala shalat seorang wanita di rumahnya merupakan rahmat Allah baginya dan bagi masyarakat". (HR. Ahmad -dengan sanad Hasan- dan Ath-Thabarani).
Kalau seseorang meninggalkan shalat ini dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut adalah bukti nyata dari sifat kemunafikan. barang siapa yang ada pada dirinya sifat ini, hendaklah dia segera bermuhasabah (intropeksi diri)......
Masih ada waktu......... untuk memulai kebaikan......... mulai dari SEKARANG.......
Terakhir,, ingat kata-kata seorang penguasa Yahudi,
"Pernah, salah seorang penguasa Yahudi, menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang islam kecuali pada satu hal. Ialah bila jumlah jamaah shalat Subuh menyamai jumlah jamaah shalat Jum'at."
Inspired by Kaifa Nuhaafidzu Alas Shalaatil Fajri, by Dr. Raghib As-Sirjani.......
"